Harga Sembako di Bontang Merangkak Naik

Share on :
BONTANG - Meski harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi baru direncanakan naik April mendatang, harga sembilan bahan pokok (sembako) di Kota Taman sudah berlombanaik.

Harga sembako bahkan diprediksi terus melonjak jelang kenaikan harga BBM.
Dari pantauan media ini, beras yang paling murah saja sekarang sudah Rp 205 ribu per 25 kilogram. Itu merek Mawar. Sementara beras merek Tawon kini menyentuh Rp 240 ribu per 25 kilogram. Kenaikan harga juga diikuti beberapa jenis barang lainnya seperti gula, minyak goreng dan tepung terigu, yang naik Rp 500 hingga Rp 1.000 per kilogram.


Menurut salahsatu pedagang di Pasar Rawa Indah Bambang (25), kenaikan terjadi lantaran pemasok pun telah menaikan harga. Sehingga pedagang pun harus melakukan penyesuaian.

Hal itu pun dibenarkan Marhani, pedagang lainnya. Menurutnya kenaikan harga sembako diakibatkan rencana kenaikan harga BBM.

“Memang sekarang harga sudah mulai naik. Tetapi ini semata-mata bentuk penyesuaian kami saja. Sebab kenaikan dari tingkat penyalur barang. Kami pedagang di sini sama saja kok,semua harga mulai dinaikkan,” bebernya.

Apalagi kalau harga BBM benar naik, kemungkinan harga akan lebih tinggi. Menurutnya, kenaikan harga tersebut telah berlangsung sekira 2 bulan terakhir.

“Rata-rata pemasok menaikkan harga antara Rp 500 sampai Rp 1.000. Kecuali harga bumbu dapur, terutama cabai merah dan cabai rawit yang kenaikannya di atas Rp 5 ribu per kilogram,” tandasnya.

Sementara itu saat dihubungi media ini, Riza Phalevi, kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi (Disprindagkop) dan UMKM Bontang mengaku, saat ini pihaknya terus memantau harga sembako dan jenis barang lainnya jelang kenaikan harga BBM.

“Kita terus lakukan pemantauan agar tidak terjadi gejolak harga," jelasnya kepada Bontang Post (Kaltim Post Grup).

Nantinya Disprindagkop, kata Riza akan berkoordinasi dengan para distributor dan siap melakukan operasi pasar agar harga tidak terlalu melonjak dan stabil di pasaran.

"Kita harapkan agar kenaikan harga BBM tidak memicu kenaikan harga sembako dan barang-barang lainnya terlalu tinggi agar masyarakat tidak terbebani dan menjerit," tambahnya.
Riza pun mengatakan, sebenarnya, setiap hari Dsiprindagkop selalu memantau harga sembako dan barang-barang kebutuhan masyarakat lainnya, sehingga kenaikan harga bisa terpantau setiap saat.

“Pemantauan pasar ini juga bertujuan mengawasi penimbunan sembako jelang kenaikan harga BBM. Itu pun untuk menghindari praktik penimbunan sembako," bebernya. (*/bob/kpnn/ms)
 

Design by iPhonesia - iPhone 5Kim DotcomRaisa AndrianaiMessagemdrcct.comJasa JailbreakRaja Jailbreak